Kristen Mormon: Berapa Kali Mereka Menikah?
Mari kita bahas pertanyaan yang menarik ini: Kristen Mormon: Berapa kali mereka menikah? Untuk memahami hal ini, kita perlu menyelami ajaran dan praktik pernikahan dalam Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (Gereja Mormon). Pernikahan dalam kepercayaan Mormon memiliki dimensi yang unik dan mendalam, yang berbeda dari pandangan pernikahan di banyak agama Kristen lainnya. Jadi, mari kita mulai dengan dasar-dasarnya.
Memahami Pernikahan dalam Gereja Mormon
Dalam Gereja Mormon, pernikahan tidak hanya dianggap sebagai kontrak sosial atau perjanjian hukum, tetapi sebagai perjanjian sakral dengan Tuhan. Ini adalah komitmen seumur hidup yang bertujuan untuk kebahagiaan abadi. Pernikahan yang dilakukan di bait suci Gereja Mormon dikenal sebagai pernikahan selestial atau pemeteraian. Upacara ini dianggap mengikat pasangan tidak hanya untuk hidup ini, tetapi juga untuk seluruh kekekalan. Konsep kekekalan ini adalah kunci untuk memahami perspektif Mormon tentang pernikahan.
Pentingnya Bait Suci: Bait suci Gereja Mormon adalah bangunan yang dikhususkan untuk tujuan-tujuan sakral, dan pernikahan selestial hanya dapat dilakukan di dalamnya. Bait suci dipandang sebagai rumah Tuhan, dan upacara yang dilakukan di sana dianggap sangat suci. Untuk memasuki bait suci, anggota Gereja Mormon harus memenuhi standar kelayakan tertentu, yang mencakup menjalani gaya hidup yang bermoral dan mematuhi ajaran-ajaran Gereja. Ini menekankan keseriusan dan komitmen yang terkait dengan pernikahan selestial.
Tujuan Pernikahan Selestial: Tujuan utama dari pernikahan selestial adalah untuk menciptakan keluarga abadi. Keluarga dipandang sebagai unit dasar masyarakat dan inti dari rencana kebahagiaan Tuhan. Melalui pernikahan selestial, pasangan dapat membuat perjanjian untuk saling mencintai dan merawat selamanya, serta membesarkan anak-anak dalam lingkungan yang berpusat pada Injil. Anak-anak yang lahir dari pasangan yang dimeteraikan di bait suci dianggap lahir dalam perjanjian, yang berarti bahwa mereka juga merupakan bagian dari keluarga abadi.
Bagaimana dengan Pernikahan Sipil? Pernikahan sipil, yang dilakukan di luar bait suci, diakui oleh Gereja Mormon sebagai sah secara hukum. Namun, pernikahan sipil tidak memiliki makna kekal yang sama dengan pernikahan selestial. Jika pasangan menikah secara sipil dan kemudian ingin dimeteraikan di bait suci, mereka dapat melakukannya setelah memenuhi persyaratan kelayakan. Meterai ini akan mengikat mereka bersama untuk kekekalan, bahkan jika mereka sudah menikah secara sipil selama bertahun-tahun.
Jadi, Berapa Kali Orang Mormon Menikah?
Sekarang kita sampai pada pertanyaan utama: Berapa kali orang Kristen Mormon menikah? Secara umum, orang Mormon hanya menikah sekali dalam hidup mereka. Namun, ada beberapa pengecualian untuk aturan ini, yang seringkali disebabkan oleh keadaan tragis seperti kematian pasangan.
Pernikahan Kembali Setelah Kematian Pasangan: Dalam Gereja Mormon, jika seorang pasangan meninggal, pasangan yang masih hidup diizinkan untuk menikah lagi. Ini karena ajaran tentang pernikahan kekal tidak berarti bahwa seseorang harus tetap melajang selamanya setelah kematian pasangannya. Namun, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan. Misalnya, jika seorang wanita menikah lagi setelah kematian suaminya, dia akan dimeteraikan kepada suami yang dengannya dia menikah terlebih dahulu, kecuali dia menerima pembatalan meterai sebelumnya. Ini adalah masalah yang kompleks, dan individu sering mencari bimbingan dari para pemimpin Gereja untuk memahami implikasi dari pilihan mereka.
Perceraian dan Pernikahan Kembali: Perceraian adalah topik yang sensitif dalam Gereja Mormon, seperti halnya di banyak agama lainnya. Meskipun Gereja mendorong pasangan untuk melakukan segala yang mungkin untuk mempertahankan pernikahan mereka, Gereja mengakui bahwa perceraian kadang-kadang diperlukan. Jika seorang anggota Gereja bercerai, dia mungkin diizinkan untuk menikah lagi, tetapi dia harus mencari persetujuan dari para pemimpin Gereja sebelum melakukannya. Keputusan untuk mengizinkan seseorang menikah lagi setelah perceraian dibuat berdasarkan kasus per kasus, dengan mempertimbangkan keadaan spesifik perceraian dan kelayakan individu tersebut.
Pernikahan Poligami: Penting untuk dicatat bahwa Gereja Mormon secara resmi meninggalkan praktik poligami pada tahun 1890. Saat ini, poligami tidak diizinkan dalam Gereja Mormon, dan anggota yang terlibat dalam poligami dapat dikenakan tindakan disipliner Gereja. Namun, ada kelompok-kelompok kecil yang memisahkan diri dari Gereja Mormon yang terus mempraktikkan poligami. Kelompok-kelompok ini tidak berafiliasi dengan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir.
Ringkasan: Jadi, untuk meringkas, orang Mormon biasanya hanya menikah sekali dalam hidup mereka. Namun, pernikahan kembali diizinkan setelah kematian pasangan, dan perceraian dan pernikahan kembali mungkin terjadi dalam keadaan tertentu. Gereja Mormon menekankan pentingnya pernikahan kekal dan mendorong pasangan untuk melakukan segala yang mungkin untuk mempertahankan pernikahan mereka. Ajaran tentang pernikahan kekal adalah aspek sentral dari kepercayaan Mormon, dan ini membentuk pandangan mereka tentang keluarga dan hubungan.
Perspektif Tambahan tentang Pernikahan Mormon
Ada beberapa aspek tambahan dari pernikahan Mormon yang layak untuk dieksplorasi lebih lanjut:
Persiapan untuk Pernikahan: Gereja Mormon menekankan pentingnya persiapan untuk pernikahan. Anggota Gereja didorong untuk menghadiri kelas-kelas tentang persiapan pernikahan, membaca buku-buku tentang pernikahan, dan mencari nasihat dari para pemimpin Gereja dan pasangan yang sudah menikah. Persiapan ini bertujuan untuk membantu pasangan membangun fondasi yang kuat untuk pernikahan mereka dan mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berhasil.
Peran Gender dalam Pernikahan: Dalam Gereja Mormon, ada peran gender tradisional yang terkait dengan pernikahan. Suami diharapkan menjadi kepala keluarga dan menyediakan kebutuhan fisik dan spiritual bagi keluarganya. Istri diharapkan menjadi pengasuh utama bagi anak-anak dan menciptakan rumah yang penuh kasih dan memelihara. Namun, Gereja juga menekankan pentingnya kemitraan dan kesetaraan dalam pernikahan. Pasangan didorong untuk bekerja sama dalam membuat keputusan dan saling mendukung dalam upaya masing-masing.
Dukungan Keluarga dan Komunitas: Keluarga dan komunitas memainkan peran penting dalam pernikahan Mormon. Keluarga besar seringkali sangat terlibat dalam kehidupan pasangan yang sudah menikah, memberikan dukungan emosional, praktis, dan finansial. Gereja juga menyediakan berbagai program dan sumber daya untuk membantu pasangan memperkuat pernikahan mereka. Program-program ini mencakup malam keluarga mingguan, kegiatan Gereja, dan sesi konseling.
Tantangan dalam Pernikahan Mormon: Seperti semua pernikahan, pernikahan Mormon menghadapi tantangan. Tantangan-tantangan ini dapat mencakup masalah keuangan, masalah komunikasi, masalah infertilitas, dan masalah kesehatan. Namun, pasangan Mormon memiliki akses ke berbagai sumber daya untuk membantu mereka mengatasi tantangan-tantangan ini. Sumber daya ini mencakup para pemimpin Gereja, konselor profesional, dan kelompok dukungan.
Kesimpulan: Pernikahan adalah aspek sentral dari kepercayaan dan budaya Mormon. Gereja Mormon menekankan pentingnya pernikahan kekal dan mendorong pasangan untuk melakukan segala yang mungkin untuk mempertahankan pernikahan mereka. Sementara orang Mormon biasanya hanya menikah sekali dalam hidup mereka, pernikahan kembali diizinkan setelah kematian pasangan, dan perceraian dan pernikahan kembali mungkin terjadi dalam keadaan tertentu. Dengan memahami ajaran dan praktik pernikahan dalam Gereja Mormon, kita dapat memperoleh apresiasi yang lebih dalam tentang perspektif mereka tentang keluarga dan hubungan.
Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang berapa kali orang Kristen Mormon menikah. Jika kalian memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk bertanya!